Sabtu, 29 Agustus 2009

YESUS FILTER HIDUPKU (Warta Klara 30 Agustus 2009)

YESUS FILTER HIDUPKU
Oleh C. Rini Giri

Apa yang terucap dan ditunjukkan dalam perilaku, ternyata mencerminkan apa yang dipunyai. Jika perbendaharaannya baik, maka yang terluncur dari mulut dan tertuang dalam tindakan adalah hal-hal yang baik. Sebaliknya jika perbendaharaannya minus, maka kata-kata yang terlontar dan perilaku yang tampak juga kurang terpuji.
Jika saya sedang rajin membaca Alkitab, maka saya akan terisnpirasi untuk menulis hal-hal yang berjiwa rohani. Tapi ketika saya sedang iseng membaca bacaan kurang bermutu, maka yang saya tulispun sumpah serapah. Apa yang keluar dari diri benar-benar berasal dari perbendaharaan yang tersimpan dalam hati dan pikiran. Apa yang memancar dari diri adalah apa yang menjadi perasaan dan pandangan.
Mungkin kadang bisa berakting di depan orang lain, beda di dalam beda pula di luar. Alias pakai topeng. Tapi akan bertahan berapa lama? Lambat laun akan capek menipu diri sendiri dan orang lain. Orang lain, selugu apapun, juga mampu membaca mata dan mengenali bahasa tubuh. Merekapun akan tahu jika ternyata isi hati dan ucapan tidak sinergi. Atau pikiran dan tindakan tidak sejalan.
Dunia ini dilengkapi dengan dua sisi yang berseberangan. Kutub baik-kutub buruk, halal-haram, sejati-palsu, jujur-dusta, rendah hati-congkak, dan sebagainya. Celakanya kelima indera mampu menangkap dan menyerap semuanya. Bisa melihat kebaikan tapi juga menatap kejahatan. Bisa mencium kedamaian tapi juga membaui permusuhan. Bisa mendengar kejujuran tapi juga menguping kebohongan. Bisa mencecap perilaku halal tapi juga merasakan perilaku haram. Bisa meraba ketulusan tapi juga menyentuh kedengkian.
Namun apa yang ditangkap panca indera, tidak semuanya harus menjadi perbendaharaan. Manusia berhak untuk memilah dan memilih. Kalau yang dipilih dan disimpan dalam brankas adalah hal baik, maka kelak yang dibagikan pada orang lain juga kekayaan yang baik itu. Tapi jika yang disimpan dalam tabungan hal yang tidak baik, maka bagaimana mungkin akan menaburkan hal baik sementara tak punya simpanan yang baik?
Yesus berkata : “Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” Mark 7:15. Rupanya kita butuh filter untuk menyaring semua hal yang terserap. Sebab semua hal bisa mempengaruhi kita. Jika pandai menyaring, maka hanya yang baik dan benar saja yang tersimpan dan dikeluarkan dalam ucapan dan tingkah laku. Jika tepung sudah diayak dan disimpan dalam kantong, bukankah siap dijadikan kue lezat? Tapi jika mengayak pasir dan lebih memilih kerikil yang tersisa di atas saringan, bukankah akan menyandung kaki suatu saat?
Semua kejahatan dunia yang mempengaruhi dan tidak berguna, biarlah tidak masuk ke dalam hati. Cukup masuk ke perut dan dibuang ke jamban. Sebab jika dibiarkan masuk ke dalam hati dan suatu saat dikeluarkan, maka akan menajiskan. Orang lain bisa terluka dan tersakiti kareanya.“Apa yang keluar dari seseorang itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.” Mark 7:20-22.
Ya, Yesus, jadilah Engkau filter bagi hidupku. Sehingga aku bisa memilah dan memilih hal baik yang layak menjadi kekayaan rohaniku. Sehingga aku tidak akan dinajiskan oleh sesuatu yang kotor yang keluar dari mulut, kaki, dan tanganku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar