Kamis, 14 Oktober 2010

RESENSI BUKU SURAT CINTA BUAT GEMBALA di Majalah HIDUP 3 Okt 2010

Category: Books
Genre: Religion & Spirituality
Author: POLAR
Menjadi imam berarti siap menjadi publik figur. Figur yang segala tutur kata dan polah tingkahnya menjadi perhatian umat yang digembalakannya. Menjadi imam juga harus siap mendapat pujian, tapi juga harus siap menerima kritikan, celaan, bahkan caci maki dari para dombanya. Jika imam membuat prestasi, ia akan disanjung. Tapi,bila imam dekat dengan seorang perempuan, gosip-gosip miring pun mengikutinya. Kadang kata-kata dan perbuatan seorang imam membuat sejuk di hati. Namun tak jarang, kata-kata dan perbuatan seorang imam justru membuat marah domba-dombanya. Ini sangat manusiawi, karena imam juga manusia.

Buku Surat Cinta Buat Gembala ini mengungkapkan beragam pengalaman penulis dengan imamnya. Tak hanya pengalaman dalam pelayanan pastoral, tapi juga pengalaman jatuh cinta pada sosok imam. Ada bangga, suka, kagum, cinta, marah, dan jengkel saat berelasi dengan imam. Ini pengalaman nyata dan sangat manusiawi. Aneka kisah itu pun diungkapkan dengan beragam cara, disajikan dengan berbagai rasa, dan menjelma dalam tulisan-tulisan di buku ini.

Buku bersampul kotak surat ini memuat 22 pengalaman berelasi dengan sosok imam. Buku ini ditulis oleh POLAR yang merupakan singkatan dari nama-nama penulisnya. Lantaran ditulis oleh beberapa orang, buku ini menyajikan beragam gaya tulisan sesuai dengan karakter penulisnya. Buku ini juga memuat dua lagu dan doa dari domba untuk para gembala.

Uskup Bandung Mgr Johannes Pujasumarta Pr, memberikan kata pengantar buku ini
"... para imam telah dikuduskan bagi Allah, namun tetap manusia juga dengan segala kelemahan dan kekurangannya," tulis Mgr Pujasumarta. Menurutnya, buku ini dapat menjadi bahan permenungan mengenai Kristus yang diimani, dihayati, dan Gereja yang dicintai. "Surat cinta ini kita tulis untuk memncintai para imam, gembala-gembala yang diberikan oleh Allah kepada umat-Nya. Surat cinta ini juga membuka hati kita untuk berdoa bagi para imam," lanjut Mgr Pujasumarta.

Kisah gembala dan domba memang tak pernah habis. Tentu masih banyak kisah dan pengalaman yang belum dituliis. Tapi, buku ini telah mengundang kita untuk selalu mendoakan para gembala agar tetap setia pada jalan panggilannya.


Resensi buku "Surat Cinta buat Gembala" yang ditulis Y. Prayogo ini dapat dijumpai di Majalah HIDUP edisi terbaru
yang terbit pada tanggal 3 Oktober 2010.

Tags: gembala, polar
Prev: Surat Cinta Buat Gembala (R1)