Sabtu, 29 Agustus 2009

MAU IKUT MUNDUR JUGA? (Warta Klara 23 Agustus 2009)

MAU IKUTAN MUNDUR JUGA?
Oleh C. Rini Giri

Bayi hanya diberi susu. Namun seiring bertambahnya usia, dia harus makan menu halus, lembik, lantas padat. Jika bayi tidak diajari demikian, maka sampai besarpun tidak akan bisa mencerna makanan padat.
Anak kedua saya juga begitu. Sampai umur 4,5 tahun hanya makan bubur saja. Sebab setiap kali dikenalkan pada menu lembik, dia selalu muntah. Saya putus asa dan membiarkannya terus makan bubur daripada tidak sama sekali. Akibatnya? Dia terkena gizi buruk dan terlambat jalan bahkan harus terapi. Puji Tuhan, kini dia sudah baik.
Dalam surat pertama kepada umat di Korintus, Paulus pernah berkata: “Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya.” Paulus menjelaskan bahwa ajaran-ajaran Kristus hanya bisa ditangkap oleh orang yang dewasa rohani. Sebab ajaran-ajaran Yesus sangat radikal. Jika hanya belajar hal mudah terus, maka tidak akan segera dewasa.
Kotbah di bukit dalam Matius 5-7 membuat semua orang berkobar-kobar hatinya. Yesus orator ulung yang mampu menghipnotis pendengar dan pembaca dengan kata-kata indah, lugas, tegas, dan tepat sasaran. Dia mengajar sebagai orang yang berkuasa.
Ajaran-ajaran-Nya tidak ringan. Miskin di hadapan Allah, menjadi garam dan terang dunia, mengajarkan berarti melakukan, mengampuni lebih utama daripada persembahan, tak ada perceraian, hidup jujur, tidak membalas kejahatan orang, mengasihi musuh, berdoa-bersedekah--puasa bukan untuk pujian dan pameran, mengumpulkan harta surgawi, tidak mengkhawatirkan hidup, tidak mudah menghakimi, mau berusaha dalam doa, memilih jalan hidup yang benar, berbuah kebaikan, dan meletakkan iman pada dasar yang kokoh. Siapa yang tidak takjub? Siapa yang sanggup melakukannya?
Bahkan murid-murid yang kagum pada perkataan dan perbuatan besar-Nya, langsung menyadari ketajaman ajaran itu. Di Kapernaum, Yesus pernah menyatakan diri sebagai roti yang turun dari surga. Barangsiapa makan daging-Nya dan minum darah-Nya akan beroleh hidup kekal. Lalu para murid bersungut-sungut dan berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yoh 6: 59-66. Dan sejak saat itu murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Ketika menyadari bahwa ajaran Kristus itu tidak mudah, apakah lantas juga akan mundur teratur? Seperti saya yang langsung menyerah ketika anak saya hanya doyan bubur? Nyatanya berakibat fatal, anak saya kurang gizi dan perkembangan motoriknya terganggu. Jika ikut mundur, kerugian besar yang akan menimpa. Sebab ajaran Yesus bak harta karun di ladang, sehingga orang rela menjual apapun untuk membeli seluruh ladang itu. Butuh perjuangan untuk menemukannya dan pengorbanan untuk melakukannya.
Simon dan para rasul tetap bertahan. Bahkan ketika ditantang untuk pergi, Simon menjawab. “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” Yoh 6:68-69.
Yesus melalui Simon, menunjukkan cara menjadi dewasa rohani, seperti harapan Paulus. Harus percaya hanya pada-Nya, tak ada tempat lain. Percaya bahwa ajaran itu adalah ajaran Allah dan akan membawa pada hidup kekal.
Mengenal Yesus seperti minum susu. Mendengar ajaran-Nya seperti belajar makan bubur. Merenungkan firman-Nya seperti mengenal menu lembik. Melakukan apa yang dikehendaki-Nya seperti menikmati makanan padat. Butuh proses, belajar, sabar, tekun, dan rendah hati. Pantang mundur! Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar