Minggu, 25 Oktober 2009

TUHAN MENJADIKAN SEMUA BAIK (Warta Klara, 25 Okt 2009)

TUHAN JADIKAN SEGALANYA BAIK
Oleh Rini Giri


Aku senang sekali, ketika membuka facebook dan mendapatkan permintaan pertemanan dari seseorang yang istimewa. Kawan dari masa lalu yang sangat berarti bagiku. Mungkin sudah 15 tahun kami tidak berkomunikasi. Dia yang mengajarkan lagu berbahasa Inggris pertamaku. Saat itu umurku 11 tahun. Lagu milik John Lennon…Oh, my love for the first time in my life…my eyes are wide open...Oh, my love for the first time in my life…my eyes can see…Dengan gitar dia mengiringiku menyanyi dalam suatu acara muda-mudi. Pengalaman ini membuatku membuka mata untuk pertama kalinya pada kemurahan karunia Tuhan padaku.
“Suaramu keren. Kamu pasti bisa. Menyanyi itu bisa jadi pintu untuk mendapatkan banyak teman lho.” Ujarnya menyemangatiku. Itu adalah penampilan pertamaku menyanyi solo di depan umum, sehingga aku masih malu dan ragu. Dia benar. Puji Tuhan, aku mendapat banyak teman ketika terlibat dalam beberapa kelompok koor.
Kawanku ini tidak pernah sekolah. Dia belajar segala sesuatu secara otodidak. Panas tinggi waktu kecil, membuat kakinya lumpuh dan kursi roda menjadi kepanjangan langkahnya. Namun kekurangan fisiknya tertutupi kelebihan iner-nya. Dia jago main gitar, cas-cis-cus bahasa Inggrisnya, pinter nulis, pinter ngomong, wawasannya luas, jadi penyemangat banyak teman, rendah hati, dan dalam usia muda sudah mampu memimpin doa di lingkungan. Temannya banyak. Usianya yang sepuluh tahun lebih tua, membuatku menghormatinya sebagai kakak.
Dulu, di mata kanak-kanakku, aku sangat kasihan padanya. Kenapa Tuhan memberikan tubuh yang tidak sempurna pada orang sebaik itu. Apa dosanya? Apa Tuhan yang Maha Adil juga Maha Tidak Adil sekaligus? Ketika guru SD-ku tidak jadi melibatkanku dalam lomba koor gara-gara aku tidak jitu baca not, dia malah mendukungku untuk menyanyi solo di depan banyak tamu. Bahkan dia juga mengajakku mendiskusikan lagu berbahasa Inggris itu agar aku lebih menghayatinya. Dia begitu peduli pada anak baru gede yang masih minder dan gampang patah sepertiku. Dan membantuku menemukan rasa percaya diri.
Dengan keterbatasan fisik dan talenta yang dimilikinya, dia melayani gereja maupun komunitas kaum muda di tempat tinggal kami. Dia selalu penuh senyum dan binar ceria terus memancar dari balik kaca mata minusnya. Apa dia tidak kecewa pada Tuhan? Apa dia tidak protes pada-Nya? Jika kulihat dari apa yang dikerjakannya dengan sepenuh hati, aku bisa melihat rasa syukur selalu mengalun dari hatinya. Kekurangannya justru menjadi kelebihannya dalam memuliakan nama Tuhan. Dia tidak pernah mengeluh. Tidak pernah kecil hati. Merasa dirinya tidak beda dengan kawan yang lain.
“Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?” Roma 9: 21. Dari kutipan itu, kusadari, Tuhan menciptakan setiap insan secara unik. Masing-masing dengan lebih dan kurangnya. Semua untuk tujuan mulia. Agar kemuliaan nama-Nya semakin dinyatakan. Meskipun tugas dan peranannya berbeda-beda.
Kadang, dengan segala lebih yang ada padaku, akupun masih mengeluh dan merasa kurang berguna. Apalagi jika melihat kawan-kawan lain sangat sukses dalam kariernya. Aduh, rasanya aku ini seperti katak dalam batok kelapa. Kuper banget. Kegiatanku cuma muter-muter di situ-situ saja. Di rumah, RT, sekolah anak-anak, dan paling pol lingkungan gereja. Seandainya dulu aku terus bekerja, tentu akupun tak jauh dari apa yang mereka capai. Begitu pikirku.
Tapi begitu melihat kawan lamaku nongol lagi di facebook dan kabarnya dia masih giat melayani Tuhan sesuai panggilan-Nya, cara pandangku begeser. Tuhan menjadikan segalanya baik. Tidak satupun hal diciptakan untuk tujuan hina apalagi jahat. Rencana dan rancangan-Nya untuk kita adalah sesuatu yang indah. Bahkan segala kekurangan pun mampu dijadikan-Nya kelebihan untuk berkarya. Dan segala keterbatasan lingkup bergaulku, mungkin memang harus kukelola untuk lebih maksimal dalam melayani sesama di lingkup itu. Terimakasih Tuhan. Tuhan kan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar