Minggu, 05 September 2010

MASIH JADI SINGLE FIGHTER? (pernah ada di Warta Klara)

MASIH JADI SINGLE FIGHTER?Oleh Rini Giri/ Antonius 3Sudah membaca SANDAL JEPIT GEREJA karya Anang YB, yang pernah dibuatkan resensi oleh saudara Panjikristo dan dimuat di Warta Klara beberapa minggu lalu? Saya sudah. Sangat terasa, saya menemukan teman seperjalanan setelah membacanya. Kebetulan suami saya juga ketua lingkungan. Seorang Anang YB yang masih sangat muda, siap melabeli diri sebagai sandal jepit kala menjabat sebagai ketua lingkungan di Paroki Arnoldus Bekasi..Menjadi ketua, dimanapun, bukankah harus menjadi yang paling siap untuk diinjak, agar yang lain tetap bisa berjalan. Begitu kira-kira pelajaran yang saya petik dari buku yang sangat laris itu. Tepat seperti ajaran Yesus. Yang terbesar adalah yang melayani. “Pemimpin yang besar adalah pemimpin yang mampu membesarkan orang-orang yang dipimpinnya!” Tulis Anang YB di akhir buku. Jadi bukan yang malah jadi besar sendirian diantara yang dipimpinnya ya?Ini mengingatkan saya pada dua peristiwa. Sejak dulu saya memang paling senang jadi seksi acara dalam suatu pagelaran atau perayaan. Meskipun baru di lingkup sekolah saat perpisahan, kampus saat malam inagurasi, RT saat HUT RI, dan lingkungan saat natalan. Peristiwa pertama, saat saya dipercaya menjadi koordinator seksi acara natalan di lingkungan. Saya menganggap anggota seksi hanya berfungsi membantu saja, maka susunan acara, materi acara, berikut pengisinya saya tentukan semua sendirian. Yang lain hanya saya mintai tolong untuk menyiapkan properti. Itupun saya yang merancang dan yang lain tinggal melaksanakan.Semua berjalan baik, meriah, dan semua orang tampak senang. “Siapa yang menyiapkan tari anak-anak dan dramanya?” Saya dengar seorang ibu bicara pada salah satu anggota seksi acara. “Bu Giri.” Jawab anggota seksi acara itu. Serta merta sang ibu mendekati saya dan mengucapkan selamat serta pujian. Wah, bangga luar biasa. Saya jadi terkenal. Namun sesampai di rumah, saya merasakan kekosongan luar biasa. Semua pujian dilontarkan pada saya, padahal sebenarnya tanpa bantuan ibu-ibu anggota seksi acara, anak-anak yang turut pentas, orangtua anak-anak yang pentas, dan hadirin yang apresiatif, acara itu tak akan berjalan.“Kamu over acting! Kamu sombong sekali! Kamu lupa pada dukungan ibu-ibu yang lain! Kamu jadi gede rasa atas segala pujian itu! Tanpa mereka kamu nol sama sekali!” Nurani saya terus-menerus menuduh dan membuat hati gelisah. Saya jadi kapok dipuji dan jadi pusat perhatian. Saya disanjung tapi merasa gagal!Peristiwa kedua, kala menjadi koordinator seksi acara dalam HUT RI tingkat RT. Saya berusaha memperbaiki diri di sini. Anggota seksi acara yang lain saya libatkan dalam menentukan susunan, materi, dan pengisi acara. Masing-masing punya tanggungjawab untuk melatih anak-anak. Saya mengkoordinir anak-anak, Bu A melatih baca puisi, Bu B melatih tari, Bu C melatih fashion show, dst. Pokoknya bagi-bagi tugas. Acara lancar dan meriah. Semua yang hadir juga tampak senang. Dengan sangat bangga saya katakan pada ibu-ibu yang menanyakan siapa yang melatih tari, “Oh, Bu B yang melatih.” Merekapun berbondong-bondong menyalami Bu B. Entahlah, saya tidak cemburu meskipun tak ada yang memuji saya. Saya malah merasa sangat lega, lengkap, dan penuh. Ini kerja tim dan kebanggaan yang diperoleh adalah milik bersama. Lebih berbobot dan berisi.Sungguh, ternyata sebagai seorang pemimpin, sekecil apapun kelompok yang dipimpin, lebih baik untuk memberdayakan orang-orang yang dipimpinnya daripada menjadi single fighter. Bekerja sendiri berarti belum bisa menjalin komunikasi dan kepercayaan pada yang dipimpin. Bisa bekerjasama dan membesarkan orang lain berarti orang-orang yang dipimpin benar-benar menaruh respek, kepercayaan, dan kepatuhan pada orang yang memimpinnya.Saya bisa dan berani menuliskan ini bukan karena saya sudah mahir soal kepemimpinan lho. Saya malah baru belajar. Justru ketika saya mengalami sebagai pemimpin kecil dan mendapatkan sentuhan dari buku Anang YB. Buku ini benar-benar inspiratif untuk dijadikan bahan referensi bagi para ketua lingkungan, calon ketua lingkungan, dan semua umat agar tidak keder untuk jadi ketua lingkungan. Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar